PensilRakyat, Makassar — Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Sulawesi Selatan melalui Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (UPT-PLB3) membuat terobosan inovatif dengan aplikasi pengelolaan limbah.

Nama aplikasinya adalah “SIPENGOLAH LIMBAH B3” yang merupakan kepanjangan dari Sistem Pelayanan Administrasi Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

Aplikasi inovatif ini mengantarkan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan, dinobatkan sebagai OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terinovatif.

Aplikasi SIPENGOLAH LIMBAH B3, mengalahkan beberapa pesaingnya seperti K’MIRNA Pi (Knowledge Management Repository dalam Rangka Replikasi Inovasi Pelayanan Publik) dari Biro Organisasi, Madani (Manajemen Pelayanan dan Pemberdayaan Integratif) dari Dinas Sosial.

Kepala DLHK Ir. Andi Hasbi, MT ketika dihubungi media ini menceritakan awal munculnya ide inovasi ini.

Menurutnya, selama ini ada masalah administrasi yang belum teratasi. Pengurusan dokumen saja bisa menghabiskan waktu sampai tiga hari. Ini tentu sangat tidak efisien.

“Belum lagi kesalahan penulisan dalam berita acara penerimaan limbah, surat penagihan, dan laporan pengolahan. Nah, salah tulis saja bisa menghambat kerja-kerja selanjutnya. Ditambah lagi dokumen pengolahan limbah B3, harus dicetak rangkap tiga. Tentu ini masalah yang harus segera diatasi,” ungkapnya.

See also  Persaingan Ketat Bone, Makassar, Pinrang Dalam Merebut Juara Umum MTQ ke-32 Sulsel

“Sudah prosesnya yang tidak praktis, menyita banyak waktu dan tenaga, ternyata pemasukan anggaran dari pengolahan limbah B3 ini tidak mencapai target pendapatan asli daerah. Sehingga semakin mendesak untuk memikirkan solusi yang berbasis pada informasi teknologi. Agar kerja administrasi lebih cepat dan efisien,” ucap Andi Hasbi.

Terpisah, Kepala UPT PLB3 DLHK Sulsel M.Tamrin ketika dihubungi media ini Senin (26/6/2023) juga mengungkapkan keuntungan berganda dari inovasi berbasis Aplikasi “SIPENGOLAH LIMBAH B3” yang berhasil memberi jawaban dan solusi terhadap permasalahan administratif pengolahan limbah B3.

“Waktu pelayanan yang awalnya 3 hari, sekarang cukup 12 jam 28 menit, beres. Karena bantuan aplikasi itu, proses administrasi menjadi lebih cepat dan kapasitas limbah yang diolah pun jadi lebih banyak,” terangnya lagi.

“Dari segi jumlah transporter limbah pun meningkat. Awalnya hanya ada 6 transporter. Sekarang meningkat menjadi 16 transporter. Hal ini tentu berdampak pada meningkatnya pendapatan asli daerah dari sektor pengolahan limbah B3,” tambahnya.

“Dari cerita ini maka pantas SIPENGOLAH LIMBAH B3 menjadi terobosan baru yang sangat membantu. Dan mampu mengantarkan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, menjadi OPD terinovatif di Sulawesi Selatan pada tahun 2022,” pungkas Tamrin.

See also  Sahabat Qur'an Menyalurkan Qur'an Jumbo Bersama Binaan K-Apel